Kabupaten Banyuwangi menjadi contoh bagaimana pemanfaatan
data yang tepat dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Kabupaten yang
pada 2022 lalu dianugerahi gelar Kabupaten Terinovatif oleh Kementerian Dalam
Negeri ini memang tak henti berinovasi, termasuk dalam hal tata kelola data.
Banyuwangi Satu Data dan Smart Kampung adalah langkah nyata
bagaimana Banyuwangi mengelola data masyarakatnya untuk merumuskan kebijakan
yang tepat. Salah satu manfaat yang dirasakan adalah penurunan angka
kemiskinan. "Sudah 12 tahun Banyuwangi melakukan transformasi. Dulu
kemiskinannya berada di angka dua digit, tapi secara perlahan, kemiskinan
Banyuwangi bisa diturunkan menjadi satu digit. Ini juga berkat dukungan dari
teman-teman BPS yang terus memberikan informasi dan masukan kepada kami,"
ungkap Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas saat menerima kunjungan
dari Kepala Badan Pusat Statistik, Margo Yuwono dan jajaran di Pendopo Sabha
Swagata Blambangan, Banyuwangi, Jumat (20/1).
Kabupaten Banyuwangi dipilih menjadi salah satu wilayah yang
dijadikan role model 2022 dalam kolaborasi pengembangan Platform Digital Data
Regsosek. Kolaborasi ini akan mengintegrasikan Data Regsosek dengan Banyuwangi
Satu Data sehingga keduanya dapat dibagipakaikan, termasuk nantinya terkait
tata kelola pemutakhiran dan pemanfaatan datanya.
Margo menyampaikan bahwa kolaborasi ini adalah bagian dari
cara BPS menjawab isu prioritas pemerintah terkait penghapusan kemiskinan dan
digitalisasi administrasi pemerintahan. “Ke depan, untuk menjalankan
program-program prioritas dari Presiden, data itu menjadi bagian penting, akan
kita coba dengan menempatkan Banyuwangi sebagai best practice dan diangkat secara
nasional, bahwa dengan data yang baik akan menghasilkan perencanaan yang baik,
juga menghasilkan outcome pembangunan yang baik," jelasnya.
#CintaData
#Regsosek2022